Floor Time Therapy merupakan sebuah intervensi yang bertujuan untuk membantu perkembangan mental individu. Pertama kali dikembangkan oleh Dr. Stanley Greenspan beserta koleganya, terapi ini kemudian dipakai oleh guru, terapis (seperti terapi okupasi dan terapi bicara), tenaga kerja kesehatan mental, orang tua, dan pihak-pihak lain yang bekerja dalam bidang pelayanan individu berkebutuhan khusus. Dalam pelaksanaannya, floor time therapy mengandalkan hubungan baik dan erat antar individu yang kemudian dapat meningkatkan keinginan individu untuk lebih terlibat dalam suatu aktivitas/kegiatan, kemampuan komunikasi, perilaku positif, dan kemampuan untuk berpikir.
Floor Time Therapy juga sering dipakai untuk menangani kasus anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), dengan menerapkan pendekatan evidence-based yakni dalam pengambilan keputusan, akan lebih mengutamakan proses berpikir yang kritis berdasarkan temuan- temuan selama proses terapi. Penerapan floor time therapy sendiri bisa dikatakan memiliki satu prinsip utama yakni, kapanpun dan di manapun: “All the Time Everywhere”.
Ketika berhadapan dengan anak berkebutuhan khusus, misalnya anak dengan ASD, tentunya membutuhkan perhatian yang lebih intensif dibanding dengan anak yang tidak berkebutuhan khusus. Pada anak dengan ASD, mereka memiliki inisiatif yang kurang jika dibiarkan sendiri dan apabila mereka terlalu sering dibiarkan sendiri, mereka akan kehilangan kesempatan untuk menikmati masa kanak-kanaknya (bermain dengan teman sebaya, menikmati beragam aktivitas, dsb.). Maka dari itu, prinsip kapanpun dan di manapun sangatlah membantu penangan anak dengan ASD karena floor time therapy dapat dilakukan tak hanya di tempat terapi, bisa juga di rumah, halaman, taman bermain, tempat belanja, tentunya selama ada pengawasan khusus dari orang tua dan/atau terapis. Floor time therapy juga bisa melibatkan anak-anak lain selain anak dengan ASD. Pelaksanaannya pun bisa dilakukan kapanpun di sepanjang hari. Kunci dari terapi ini ialah agar orang tua dan anak bisa menikmati setiap kegiatan yang dilakukan. Terapi ini memiliki 6 Tonggak Waktu; regulasi diri dan ketertarikan dengan dunia, ketertarikan dalam membina hubungan dengan orang lain, komunikasi dua arah, komunikas kompleks, pemikiran dan juga ide-ide yang berkaitan dengan emosi. Secara keseluruhan, terapi ini mengajak anak dengan ASD untuk bisa memaksimalkan potensi diri yang mereka miliki dengan cara menyadarkan mereka siapa mereka sebenarnya.
Secara keseluruhan, konsep utama dalam terapi ini adalah proses bermain dengan anak yang bertujuan untuk membantu perkembangan bahasa, kognisi, emosi, dan komunikasi anak, yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Selama proses terapi, hubungan baik antara anak dan terapis sangatlah diperlukan. Maka dari itu, dalam prosesnya terapis akan berusaha menciptakan hubungan yang aman, nyaman, ceria, dan menyenangkan dengan anak. Floor time therapy bisa berjalan selama dua sampai 5 jam sehari, dan sebaiknya berlangsung dalam lingkungan yang tenang dan kondusif. Dalam proses terapi, orang tua dapat bergabung dengan terapis. Orang tua dan terapis dapat membantu anak agar lebih bisa fokus dengan interaksi sosial dan pemikiran logis selama dan di luar proses terapi.
Source: https://www.stanleygreenspan.com/resources/research
https://www.icdl.com/floortime
Picture: https://sensationstation.ae/dir-floortime-play-therapy/
Recent Comments